Salam Hangat dari Hamdan,
Bapak Ibu Guru rekan sejawat pastinya sedang disibukkan dengan agenda guru
pembelajar, dimana program tersebut sudah dilaksanakan mulai dari beberapa
bulan yang lalu. Tapi berbagai problem muncul dalam pelaksanaan nya dilapangan.
Mulai dari kekurang tahuan PTK sendiri atas informasi mengenai Guru Pembelajar
hingga minim nya sarana & prasarana pendukung program tersebut yang
mengutamakan penggunaan teknologi IT.
Minim nya prasarana IT masih
bisa ditanggulangi dengan berbagai macam cara, namun minimnya informasi
mengenai program ini justru yang menimbulkan banyak polemik di lapangan. Entah
di daerah saya saja atau juga dilingkungan kerja bapak & ibu masih banyak
PTK sasaran yang masih belum mengerti baik itu sistem ataupun teknis
pelaksanaan GP ini. Walaupun banyak sekali sosialisasi & artikel online
tentang kegiatan ini saya masih menjumpai PTK yang menanyakan hal-hal berikut:
1. “Saya masuk ke moda Daring
Kombinasi, rekan satu sekolah saya sudah dapat undangan & sekarang sudah
mulai tatap muka, kok saya ngga?? Undangan aja saya ga terima”
2. “Saya moda Daring,
bagaimana nanti kegiatan GP kalo ga seperti DarKom yang didampingi oleh
mentor?”
3. “Rapor UKG saya merahnya
7, kenapa saya masuk ke moda Tatap Muka? Bukannya saya harusnya masuk DarKom?
KENAPA OPERATOR MENDAFTARKAN SAYA UNTUK TATAP MUKA? BUKAN DARKOM?”
#Sambil_Marah_Marah
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut real terlontar langsung dilapangan, dan aneh nya semua pertanyaan tersebut
selalu tertuju pada operator / admin sekolah. Hahh?? Kok nanya nya ke ops sih
#TepokJidat..
Mari kita diskusikan masalah
tersebut disini.
Berdasarkan informasi terbaru
yang beredar, Anggaran guru pembelajar sudah diPANGKAS. Hal ini dikarenakan
minimnya anggaran Negara dan untuk memprioritaskan kebutuhan Negara lain yang
lebih penting. Oleh karena pemangkasan anggaran itu peserta yang akan mengikuti
Guru Pembelajar (SEMUA MODA) juga ikut dipangkas menjadi hanya 25% nya saja.
Artinya jika peserta GP ada 100 orang
(analogi) maka hanya 25 orang diantara mereka saja yang akan mengikuti program
GP di tahun 2016 ini. lah sisa nya kemana? Sisa nya juga akan mendapat jatah
pelaksanaan GP tapi di tahun yang akan datang (tahun anggaran baru).
Nah kalau masih ada yang
menanya kan seperti pertanyaan nomor satu, berilah informasi tersebut, mungkin
bapak/ibu PTK yang tidak terpanggil atau dapat undangan GP di tahun 2016 memang
terkena pemangkasan dan akan mendapat jatah di tahun 2017 nanti. Jadi tunggu
saja.
Lalu bagaimana nanti UKG 2016
nya? ikut GP aja ngga, ga ada pelatihan trus bagaimana ?
Katanya agenda pemangkasan
ini juga berlaku buat UKG, jadi yang ikut UKG tahun 2016 adalah Guru yang sudah
jadi peserta Guru Pembelajar di semua moda, bagi yang belum mengikuti, belum
menerima undangan, ya UKG nya nanti ketika bapak ibu sudah mengikuti kegiatan
GP (tahun depan). Silahkan bapak ibu
cari referensi resminya di google karena saya tidak menyediakan disini.
Setiap peserta moda hanya
akan mendapat jatah untuk pembelajaran 2KK saja, artinya kalau dari 10
kompetensi bapak ibu misalnya ada merah nya 5, tapi yang akan bapak dapatkan
hanya pembelajaran 2 kompetensi saja, tidak ke-5 nya. adapun 3 sisanya bisa
bapak ibu pelajari secara mandiri.
Pertanyaan pertama sudah
dijawab, sekarang pertanyaan kedua.
Sebetulnya apa yang
dilaksanakan para Guru moda daring adalah SAMA PERSIS dengan yang dilakukan
moda DarKom. Jadi... bapak guru nanti jangan segan bertanya pada rekan sejawat
yang sudah terlebih dahulu melaksanakan DarKom. Karena kegiatan mereka akan
jadi kegiatan kita juga. Bedanya hanya moda Daring tidak didampingi oleh
mentor. Kalau merasa perlu, jadikan saja rekan bapak ibu yang sudah duluan
mengikuti Darkom itu untuk jadi mentor bagi bapak ibu, atau yah.. bahasa
lainnya pembimbing deh kalau ga mau disebut mentor. Mereka sudah lebih dahulu
mengenal sistem nya, menngetahui alur nya, juga mekanisme dan cara kerja
kegiatan tersebut. Jadi jangan khawatir dan mempermasalahkan soal “Mentor”
lagi.
Untuk pertanyaan ketiga (bagi
yang dipertanyakan sama seperti saya)
Bukan hanya satu atau dua
orang, banyak PTK yang protes kenapa dia dimasukan ke Moda Tatap Muka, padahal
sesuai aturan moda tatap muka harusnya rapor merah UKG nya ada 8, dilapangan
malah ada yang merah nya 7 tapi masuk moda tatap muka.
Sebenarnya sah-sah saja, yang
menjadikannya salah adalah jika PTK tersebut menyalahkan operator sekolah
karena pengelompokan itu, loh?? Ko protesnya ke opeator?? Selidik punya selidik
banyak PTK yang menganggap pengelompokan moda tersebut adalah andil operator
dalam MENDAFTARKAN pribadi PTK masing-masing untuk GP. Hhaahhh???
Hal ini wajar bapak ibu
karena minim nya informasi bagi PTK yang masih banyak belum mengerti mengenai
sistem program ini.
Mari garis bawahi bahwa
operator sekolah TIDAK MEMPUNYAI WEWENANG DAN ANDIL APAPUN dalam GP ini.
sebagian dari operator hanya menolong Registrasi Akun bagi PTK yang memang
membutuhkan bantuan untuk register. Adapun hasil pengelompokan itu sudah diatur
oleh pihak yang lebih berwenang yaitu P4TK. Malah saya sendiri mendapatkan
daftaran moda GP sebelum meregistrasikan akun PTK nya. artinya semuanya sudah
diatur sebelumnya. Kalau mau mempertanyakan silahkan tanya saja pada rumput
yang bergoyang.
Nah soal rapor merah UKG mari
kita analogikan si tupai dan si kancil
Tupai dan kancil harus
mengikuti 3 uji kompetensi, yaitu memanjat, berenang dan berlari. Semua
kompetensi tersebut minimal harus diatas nilai 65, jika kurang maka rapor nya
MERAH. Dan hasilnya sebagai berikut
Si tupai yang SANGAT MAHIR
dalam memanjat mendapat nilai 92, tapi di kompetensi berenang dan berlari dia
kurang karena tubuhnya kecil dan kakinya pendek
Si kancil tidak SANGAT MAHIR
dalam semua kompetensi, tapi Nilai nya melampaui batas minimal (diatas 65)
sehingga rapor nya tidak ada yang merah.
Sekarang lihat Nilai Akhir
mereka. Siapa yang paling unggul? Tentu Tupai yang Nilai nya 70. Kancil dibawah
nya dengan nilai 68. Tapi lihat rapor merahnya, Kancil yang nilai nya lebih
kecil malah rapor nya tidak ada yang merah, tupai yang nilai nya besar malah
dapat merah 2.
Analogi tersebut sama halnya
dengan kompetensi yang bapak ibu guru hadapi dalam UKG. Nilai akhir tupai dan
kancil itu dianalogikan sebagai nilai UKG bapak ibu guru. Kesimpulannya:
1. NILAI UKG BAGUS TIDAK
MENJAMIN KALAU RAPORNYA TIDAK ADA MERAHNYA
2. SEBALIKNYA, RAPOR YANG
MERAHNYA SEDIKIT BELUM TENTU “NILAI UKG NYA BAGUS”
Jadi jika P4TK menentukan
seseorang harus masuk moda yang mana maka sudah tentu mereka menentukan dari
kompetensi guru seperti yang digambarkan diatas, bukan semata0mata karena NILAI
UKG dan RAPOR MERAH.
Nah sesuai dengan judul
postingan ini “Diskusi” pastinya masih ada pertanyaan lainnya selain 3 hal
diatas yang saya tulis. Silahkan bapak ibu ungkapkan pertanyaan atau hal apapun
di kolom komentar dibawah, kalau bapak ibu kebetulan melihat ada rekan sejawat
lain yang bertanya di bawah post ini jangan sungkan untuk ikut menjawab. Karena
saya juga salah satu yang belum tahu apa-apa dan masih butuh pencerahan dari
bapak ibu semua.
Terima kasih sudah
berkunjung, di klik dong satu atau dua iklan yang muncul disini.. abis itu di
close lagi juga ga apa-apa hehe..
Wassalam.
Comments
Post a Comment